Sebanyak 18 WNI dilaporkan meninggal dunia ketika ditahan di detensi Sabah, Malaysia, pada Januari hingga Maret 2022. Penyebab utama kematian adalah sakit paru-paru basah dampak buruknya sanitasi dan kesehatan lingkungan depo-depo tahanan imigrasi di Sabah.
Data yang disampaikan Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB) yang masih berupa estimasi ini tidak berbeda dengan
catatan KBRI di Kuala Lumpur. Tim dari KBRI sudah mengajukan ijin untuk meninjau langsung kondisi depo tahanan imigrasi di Sabah.
"Kita juga mendengar bahwa selain sanitasinya kurang juga tahanan tidurnya di atas lantai. Mungkin kondisi ini menjadi penyebab meninggal akibat paru-paru basah," ujar Dubes RI untuk Malaysia, Hermono, Rabu (29/6/2022).
Di dalam peninjauannya, tim KBRI juga akan melakukan klarifikasi dugaan bahwa Pengarah Imigrasi di Sabah telah dengan sengaja tidak memenuhi standar kesehatan yang seharusnya. Tim juga akan menemui para WNI di dalam tahanan untuk menanyakan perlakuan dari petugas imigrasi sehubungan isu adanya tindak kekerasan hingga menyebabkan tewasnya tahanan.
Terhadap laporan KBMB berjudul "Seperti Neraka Kondisi Pusat Tahanan Imigrasi di Sabah" bahwa jumlah
WNI meninggal akibat kekerasan sebanyak 101 pada 2021 dan 48 pada Januari 2022, pihak Badan Perlindungan Pekerja Imigran Indonesia (BP2MI) masih menyelidiki kebenarannya. Justru pada 2021 yang merupakan masa pandemi Covid-19, imigrasi Malaysia memulangkan dua ribuan WNI pekerja migran.
"Maret 2021 hingga Juni 2022 telah terjadi 10 kali deportasi dari lima pusat tahanan imigrasi di Sabah menuju Nunukan. Total jumlah yang dipulangkan lebih dari dua ribu orang," ungkap Kepala BP2MI, Benny Rhamdani.